C
Cahaya monokromatik: cahaya dengan satu warna
yang terdiri atas riak-riak gelombang yang
hampir-hampir sama.
Cekung: melengkung ke dalam; cermin cekung cenderung mengumpulkan sinar cahaya yang
menimpanya; lensa cekung tipis di bagian tengahnya dan cenderung memencarkan sinar cahaya yang melewatinya.
Celah: lubang sempit memanjang
tempat berkas sinar cahaya ataupun
berkas pancaran zarah
dilewatkan.
Cermin: 1 permukaan yang memantulkan seba- gian besar cahaya yang jatuh
padanya dan masih tetap kelihatan; 2 alat optik yang meng- hasilkan pantulan dan umumnya mempunyai
permukaan datar, sferis, paraboloid, elipsoid, atau taksferis.
Cermin lengkung:
cermin yang permukaannya berbentuk busur.
Cermin
cekung:
cermin yang dapat memantul- kan sinar pada permukaan bagian
dalamnya dan bersifat mengumpulkan sinar.
Cermin cembung: cermin yang memantulkan
sinar pada permukaan bagian luarnya dan ber-
sifat menyebarkan sinar.
D
Daya akomodasi mata: kemampuan mata untuk mengubah-ubah kecembungan lensa agar
bayangan dari benda yang dilihat selalu tepat jatuh di retina.
Daya dispersi:
selisih antara sudut deviasi mini-
mum warna ungu dengan warna merah.
Deret Lyman: deretan garis dalam spektrum ultraungu hidrogen yang meliputi riak-
gelombang 1215-912 Angstrom, untuk tran-
sisi ke aras tenaga dasar dengan
bilangan kuantum utama 1.
Deret Paschen: sederet garis pada spek- trum inframerah atom
hidrogen untuk transisi ke aras tenaga yang berbilangan
kuantum utama 3, yang bilangan gelombangnya sama dengan RH [(1/9) – (1/n2)]; RH ialah tetapan Rydberg untuk hidrogen, dan
n adalah sebarang bilangan bulat
yang
lebih
besar
dari 3.
Deret Pfund: deretan garis dalam spektrum
infra-merah atom hidrogen untuk transisi ke arah tenaga yang bilangan
kuantum utama- nya n = 5.
Deret radioaktif: sederetan
nuklida, yang satu mereras dan
menghasilkan nuklida yang mantap; dari empat yang ada di alam, tinggal tiga yang masih terus berlangsung, yakni deret-4n, deret-(4n + 2), dan deret (4n
+ 3); disebut
juga deret rerasan, rantai radioaktif, atau rantai
rerasan.
Detektor: 1 sebarang piranti yang dipakai untuk mendeteksi atau menentukan adanya sinaran (radiasi)
atau zarah (partikel);
2 tingkat pada
suatu penerima tempat terja- dinya demolusasi; 3 alat atau sistem yang di-
pakai untuk menentukan
keberadaan suatu ben-
da, radiasi atau senyawa
kimia.
Diamagnetik: sifat bahan yang mempunyai
permeabilitas kurang dari 1, dan ditolak oleh
magnet, dan cenderung meletakkan dirinya te- gak lurus pada garis medan magnetik,
misalnya bismut.
Difraksi cahaya:
peristiwa pembelokan cahaya oleh bagian tepi dari suatu penghalang.
Dilatasi waktu: selang waktu yang diamati oleh
pengamat yang bergerak terhadap
yang diamati (∆t’) akan lebih besar daripada
oleh pengamat yang diam atau ada bersama-sama dengan yang diamati (∆t).
Dioptri: ukuran daya lensa ataupun prisma; daya
urai dioptri prisma adalah 100 kali tangen (tg) sudut simpangan
berkas sinar yang melalui prisma itu.
Dispersi cahaya: peristiwa terurainya
cahaya polikromatik (cahaya putih) menjadi beberapa warna
monokromatik bila melalui batas dua
medium yang berbeda indeks biasnya.
E
Efek Compton: memanjang riak-gelombang sinaran (radiasi)
elektromagnetik dalam daerah
sinar-x dan sinar gamma
ketika dihamburkan oleh benda bermateri;
hamburan itu disebabkan oleh interaksi antara foton yang datang itu dan
elektron yang secara efektif bebas dan semula
dapat dianggap rihat.
Efek Doppler: peristiwa terdengarnya bunyi
dengan frekuensi berbeda dengan frekuensi dari bunyi asli akibat gerak relatif antara pengamat dan sumber bunyi,
dirumuskan:
F
Fase: 1 tingkat wujud atau tipe keadaan agre- gasi zat
seperti
fase padat, cair, atau gas 2 selang waktu yang
merupakan bagian
(fraksi)
dari suatu periode yang telah dilewati
besaran berkala (misalnya getaran); selang waktu diukur dari saat awal; fase lazimnya dinyatakan degan besaran sudut dengan pengertian bahwa
1
periode = 360o atau 2 π radian.
Fasor (fase vektor) diagram:
besaran yang ber- putar pada pangkalnya dengan kecepatan
angu- ler (ω) tetap.
Foto elektron: elektron yang
terlepas/keluar dari permukaan logam/bahan pada efek fotolistrik
Frekuensi ambang: besarnya frekuensi
yang digunakan untuk menyinari permukaan
logam/ bahan tepat ketika elektron bahan akan terlepas dari permukaan
logam/bahan
Frekuensi audiosonik:
gelombang bunyi yang
frekuensinya berkisar 20 Hz – 20.000 Hz. Manusia dapat mendengar gelombang bunyi ini.
Frekuensi gelombang (f): banyaknya gelom-
bang yang melewati suatu titik
tiap satuan waktu.
Frekuensi getaran (f): banyaknya getaran tiap
satuan waktu.
Frekuensi infrasonik: gelombang bunyi yang frekuensinya di bawah 20 Hz. Gelombang bunyi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar